4 Kiat Memulihkan Diri setelah Perceraian
TABLOIDBINTANG.COM - Setiap pasangan bercerai punya kisah berbeda. Kesulitan yang dihadapi menjelang dan setelah perceraian pun berbeda. Lebih berat buat mereka yang bercerai setelah bertahun-tahun menikah dan punya anak, ketimbang pasangan yang baru satu dua tahun menikah tanpa anak. Perceraian bukan jalan terbaik, tapi mungkin satu-satunya jalan yang harus ditempuh kala dua insan tak bisa hidup selaras lagi. Apa pun alasannya, perceraian meninggalkan rasa sedih dan tidak nyaman. Dan sepahit apa pun rasanya, Anda harus bisa memulihkan diri dan menata hidup kembali.
Memberi diri waktu untuk berduka
Pertama, berikan diri Anda sendiri ruang dan waktu. Terapis pernikahan dan keluarga dari Santa Barbara, AS, Jennifer Freed, PhD, MFT mengibaratkan perceraian hampir sama dengan kematian. “Ada rutinitas yang hilang, kebersamaan yang hilang, sehingga butuh waktu beradaptasi lagi. Seperti Anda butuh waktu untuk menjalin sebuah hubungan, Anda juga butuh waktu berduka, meratapi kehilangan (hubungan). Lepaskan kesedihan itu bertahap, sedikit demi sedikit. Namun Anda juga harus tahu batas waktu harus berhenti (berduka),” bilang Jennifer.
Menurut Vikki Stark, MSW, terapis keluarga dari Kanada, umumnya seseorang butuh waktu 2 tahun untuk pulih dari trauma perceraian. “Satu tahun pertama adalah masa seseorang membenahi perasaannya. Berjuang mencari pertolongan atau menolong dirinya sendiri, lewat berbagai cara,” ungkap Vikki, yang juga menulis 3 buku tentang perceraian termasuk Runaway Husbands: The Abandoned Wife's Guide to Recovery and Renewal.
Membuat catatan harian
Kemudian curahkan rasa sedih, pergolakan batin dan emosi lewat tulisan. Anda bisa menulis apa saja dan dalam bentuk apa saja. Salah satunya catatan harian. Menurut Sharon Gilchrest O'Neil, terapis pernikahan dan keluarga dari New York, AS, menulis atau membuat catatan harian mampu menolong orang mengatasi stres atau trauma. Ini salah satu terapi yang diterapkan kepada kliennya yang berusaha memulihkan diri pascaperceraian.
“Mereka yang menulis pengalaman-pengalaman tidak menyenangkan dalam pernikahan umumnya menunjukkan adanya perbaikan suasana hati. Selain menulis pengalaman yang lalu, Anda bisa mencatat hari demi hari kegiatan Anda, selama proses pemulihan. Lihat betapa buruknya pernikahan Anda dulu, tapi lihat bagaimana kini Anda perlahan-lahan bangkit. Ini bisa menginspirasi, memotivasi diri Anda sendiri,” bilang Sharon.
Melakukan hal-hal yang disukai sebelum menikah
Beberapa orang menyalahkan diri sendiri atas sebuah perceraian. “Anda berpikir ada yang salah dengan diri Anda sehingga hubungan ini tidak bisa berjalan dengan baik. Anda harus berupaya mengembalikan kepercayaan dan keyakinan diri bahwa Anda berharga,” terang psikolog, terapis pernikahan dan keluarga, juga penulis buku After Your Divorce dari California, AS, Robert Alberti, PhD.
Telusuri kembali hobi Anda, aktivitas yang Anda sukai sebelum menikah, begitu Robert menyarankan kliennya untuk mengembalikan rasa percaya diri. “Khususnya bila Anda menikah dalam waktu yang lama, pasti ada hal-hal yang mulanya Anda sukai, Anda korbankan demi pasangan atau anak. Menemukan dan mengerjakan kembali minat Anda pada masa lalu penting dalam membangun kembali diri Anda,” ucapnya. Tidak hanya memupuk kepercayaan diri, tapi juga membuat Anda melupakan kesedihan.
Mencari bantuan profesional
Sharon mengatakan, bicara dan menangis di bahu teman untuk beberapa orang bisa jadi tak cukup mengempas kegalauan. Semua tergantung pada latar belakang perceraian Anda. Perceraian yang disebabkan perselingkuhan atau kekerasan fisik dalam rumah tangga misalnya, bisa meninggalkan trauma mendalam. Agar Anda benar-benar membuka lembaran baru yang sehat, ia menyarankan berkonsultasi dengan psikolog, terapis, atau konsultan spiritual. “Memotivasi diri sendiri bagi beberapa orang tidaklah mudah. Apalagi jika masalah yang melatari perceraian cukup berat, Anda butuh bantuan profesional untuk membenahi diri,” ungkap Sharon.